Laman

Rabu, 11 Juli 2012

“Ya Allah mudahkan hati dan jasad ini untuk mendekatkan diri dengan sesuatu yang Engkau fardhukan dan mudahkan pula untuk mendekatkan diri kepadaMu dengan amalan yang Engkau sunnahkan agar kami dapat meraih cintaMU, cinta yang berwujud terjaganya indrawi untuk selalu ta’at kepadaMU”
Inilah Menu Sederhana Keluarga ku....

Telur Balado

Resep:
Bahan:
- 5 butir telur ayam, rebus dan kupas.
- 2 lembar daun salam.
- 1 batang Serai, memarkan.

Bumbu yang dihaluskan:
- 5 buah cabai merah.
- 5 butir bawang merah.
- 2 siung bawang putih.
- tomat ukuran sedang.
- dt garam.

Cara Membuat:
- Gores-gores permukaan telur rebus, kemudian goreng sampai kuning kecoklatan, angkat dan sisihkan.
- Tumis bumbu yang dihaluskan sampai harum, kemudian masukkan daun salam dan Serai.
- Masukkan telur, aduk hingga bumbu meresap. (kalau perlu boleh tambahkan air secukupnya supaya tidak terlalu kering).

Sayur Lodeh
Bahan:
Daun melinjo,Wortel,Terong Ungu,Kol,Labu,Kentang,Pepaya muda jagung.aqu sie beli di si ibu sayuran 1 bngks dah komplit.
 1 santan kara kecil
Lengkuas
daun salam

Bumbu iris
B.Merah
Cabe merah

Cara Buat:
Masukan Irisan bumbu ke dalam 500ml air tunggu sampai mendidih,masukan sayuran lodeh tunggu sampai syuran matang beri bumbu penyedap sesuai selera..

siap di sajikan.

 Resep;
REsep yg Rasa Coklat;
1 kaleng SKM
350ml SUsu Ultra rasa Coklat
1 sdm SP
2 sdm MAizena (larutkan dengan sedikit air)
1 kaleng air seduhan sisa susu yg di kaleng.
1 Btr Telur

Cara Buat:
Didihkan air sisa susu di kaleng masukan larutan maizena aduk hingga rata. angkat sisihkan.
Mixer Telur dan Sp sampai ngembang
masukan SKM mixer lagi kurleb 5mnt
masukan campuran air dan maizena plus Susu Ultra mixer kurleb 20mnt.

siapkan Cup puding atau wadah sesuai selera
masukan adonan ke Cup masukan ke Frezer tunggu samapi beku..
taraaaaaaaaaaaaa siap deh di jual



Pola Kesuksesan: Sederhana, tapi tak mudah.


( Supardi Lee)
Sukses tercapai oleh sebuah pola sederhana. Siapapun yang bisa menjalankan pola ini, maka sukses jadi niscaya. Siapa yang cepat menjalankan polanya, suksesnya pun diraih cepat. Kondisi awal, memang berpengaruh, tapi tidak lebih menentukan dari proses menjalankan polanya. Orang miskin dan orang kaya lebih cepat mana meraih sukses? Bila hanya menghitung kondisi awal, maka orang kaya jawabannya. Tapi penentunya bukan kondisi awal, tapi proses menjalankan polanya. Orang miskin yang lebih cepat menjalankan pola sukses dari orang kaya, akan meraih sukses lebih cepat pula.
Nah, bagaimana pola sukses itu? Ada 5 tahap yang membentuk pola sukses, yaitu:
1. Keyakinan Diri yang Positif
Segalanya berawal dari sini. Ini citra diri anda. Self image. Ini berkaitan dengan bagaimana anda meyakini diri anda sendiri? Apakah anda manusia yang dilahirkan untuk sukses atau untuk gagal? Anda orang baik atau orang buruk? Anda ganteng / cantik atau buruk rupa? Anda layak kaya atau layak miskin? Anda merasa sebagai orang kelas bawah, kelas menengah atau kelas atas? Ketika berhadapan dengan orang lain, anda merasa diri anda di atas, sejajar atau di atasnya? Juga berkaitan dengan anda merasa diri anda pengikut yang baik atau pemimpin yang hebat? Merasa punya semua bakat dan potensi yang dibutuhkan atau tidak?
Nah, kesuksesan diawali dari keyakinan positif atas diri sendiri. Anda yakin anda dilahirkan untuk sukses. Anda orang baik. Anda ganteng / cantik. Anda layak kaya dan menjadi orang kelas atas. Anda percaya diri berhadapan dengan orang lain. Tidak rendah diri. Tidak juga sombong. Anda layak menjadi pemimpin hebat. Anda pun yakin sekali anda dianugerahi bakat dan potensi yang cukup untuk meraih sukses yang anda inginkan.
Kenapa ini penting? Karena hanya orang yang yakin bahwa dirinya layak sukses yang akan meraih sukses itu. Iya kan?
2. Melakukan Keharusan.
Langkah kedua adalah melakukan keharusan. Dari keharusan yang mendasar dan sederhana sampai melakukan keharusan yang sulit dan rumit. Keharusan – yang paling sederhana sekalipun – biasanya tidak menyenangkan. Tapi sangat baik bila dilakukan.
Keharusan ini bersifat seperti imunisasi. Bayi harus diimunisasi. Ini sebuah keharusan. Sakit rasanya, tapi menguatkan. Sedih melihatnya, tapi harus melakukannya. Resiko lebih besar harus ditanggung bila keharusan ini tak dilakukan.
Setiap orang harus bangun pagi-pagi. Setiap orang harus berolahraga. Setiap orang harus makan makanan sehat dan bergizi. Setiap orang harus bisa mengurus dirinya sendiri. Setiap orang harus bisa berpikir. Setiap orang harus bisa memecahkan masalah. Setiap orang harus terus belajar. Itulah beberapa keharusan yang mendasar.
Bila anda karyawan, anda harus disiplin. Taat aturan. Betapa pun aturan itu membuat anda kesal. Bila anda pebisnis, anda harus punya nilai lebih. Betapa pun sulitnya memiliki nilai lebih itu. Bila anda atlet, anda harus keras berlatih. Meski itu melelahkan.
Nah, bisakah anda meraih sukses bila anda tak bisa melakukan keharusan anda? Tidak!!! 100% tidak bisa sukses.
3. Membentuk Kebiasaan Positif.
Langkah ketiga adalah hasil langkah kedua yang benar-benar jelas, terus dilakukan berulang-ulang secara konsisten. Setiap orang harus bangun pagi. Maka pagi bisa berarti pukul empat, lima, enam, tujuh, delapan atau bahkan sembilan. Bila anda bangun tidur pukul empat di hari Senin, pukul tujuh di hari Selasa, pukul lima di hari Rabu, pukul delapan di hari Kamis, maka anda baru melakukan keharusan. Keharusan anda belum menjadi kebiasaan. Ketika anda secara konsisten – setiap hari – bangun pukul empat, itulah kebiasaan. Sebuah kebiasaan positif harus benar-benar jelas.
Ketika melihat orang kecelakaan, anda sigap membantu. Anda melakukan keharusan anda. Tapi hal ini tak terjadi setiap hari, kan? Maka ini bukan kebiasaan. Mematikan lampu yang tak digunakan adalah keharusan. Selalu mematikan lampu yang tak digunakan adalah kebiasaan. Nah, keharusan dan kebiasaan dibedakan oleh satu kata saja : selalu. Satu kata yang benar-benar sangat menentukan.
Keyakinan positif, Melakukan keharusan dan Membentuk kebiasaan positif adalah fondasi sukses anda. Ia seperti batu, pasir dan semen dalam fondasi rumah. Salah satu kurang, fondasi tak kuat. Rumah tak bisa dibangun di atas fondasi yang rapuh. Sukses pun begitu. Hanya bisa diraih bila fondasinya kuat.
4. Membentuk Kebiasaan Produktif
Kebiasaan produktif berbeda dengan kebiasaan positif. Kebiasaan positif berarti tidak negatif, tidak merugikan, dan menyenangkan, tapi tidak menghasilkan kemajuan secara langsung. Kesuksesan diraih secara langsung oleh kebiasaan produktif.
Membaca buku itu positif. Apakah produktif? Tidak. Menulis buku lah yang produktif. Hasilnya jelas sebuah buku. Anda mungkin berpendapat, membaca buku kan menghasilkan pengetahuan. Jadi ada hasilnya. Ada produknya. Anda benar. Tapi produknya masih di tahap mental, bukan fisikal. Maka bila baru di tahap mental, belum bisa dikatakan produktif. Secara mental, anda bisa sangat paham tentang penjualan. Produktif? Belum. Jadi produktif bila anda telah menjual sesuatu. Dan sesuatu yang anda jual itu ada yang beli.
Apakah ini membuat produktif lebih penting dari positif? Jelas tidak. Anda akan sangat sulit untuk bisa produktif, bila anda tidak positif.
5. Berkompetisi.
Kebiasaan produktif akan menghantarkan anda pada sukses. Tetapi untuk bisa bertahan dalam kesuksesan, anda harus siap dan mampu berkompetisi. Tanpa ini, sukses hanya sekejap. Orang sukses adalah orang yang senang berkompetisi. Bersemangat ketika ada saingan. Terpacu ketika ada lawan. Tetap rendah hati ketika menang. Segera bangkit ketika dikalahkan. Maka keyakinan, pelaksanaan keharusan, kebiasaan positif dan kebiasaan produktif benar-benar diuji. Inilah ujian sebenarnya dari sebuah kesuksesan.
Meraih sukses sulit. Mempertahankan kesuksesan jauh lebih sulit. Maka sadari lah bahwa semua kesulitan itu memang sebuah kelayakan untuk orang hebat seperti anda. Iya kan?
Bagaimana dengan kegagalan? Ternyata, gagal pun membentuk sebuah pola. Pola yang berkebalikan dari pola sukses. Berarti orang gagal itu:
Keyakinan pada dirinya sendiri negatif.
Tidak melakukan keharusannya, malah asyik melakukan kesenangan.
Terbentuk kebiasaannya yang negatif.
Terbentuk kebiasaannya yang merusak.
Menyerah kalah sebelum berkompetisi.
Nah, ini jadi bahan introspeksi kita bersama. Berada di pola mana hidup kita? Pola sukses atau pola gagal? Berada di tahap mana pada pola tersebut?
Supardi Lee adalah seorang entrepreneur sukses, trainer berpengalaman, dan penulis. Bukunya diantaranya The Rich Plan, Achiever, Opportunity Quotient, Kerja Kecil. Setiap Kamis Pkl. 05.00 – 06.00 ia mengisi acara Power of Life di Radio Trijaya 104,6 FM. Ia bisa dihubungi di 0813.1990.8086 dan di supardiku@yahoo.com


KATA INSPIRASI

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.

Mereka, Yang Bisa Mengantarkan Kita ke Syurga!


>>> Rahasia Anak Perempuan<<<


Sebelumnya, berita cukup menyedihkan datang dari Komnas Perlindungan Anak dan BKKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ) yang melakukan penelitian tentang Perilaku Seksual Remaja SMP dan SMU tahun 2009. Hasilnya tak kalah menyedihkan. “Tingkat keperawanan remaja Indonesia masih mengkhawatirkan”.
Survey BKKBN tahun 2010 yang menunjukkan bahwa 51% remaja di Jabodetabek telah melakukan hubungan seks diluar nikah. Kondisi ini tak hanya terjadi di Jabodetabek, tren mengerikan juga terjadi di berbagai kota. Surabaya (54 %), Bandung (47 %), dan Medan (52 %).
Apa yang sesungguhnya terjadi?
Banyak yang menilai, arus globalisasi yang udah tak terbendung tanpa dibarengi dengan pemahaman agama dan perhatian orangtu lah penyebabnya.
Pendidikan yang utama
Di jaman penuh fitnah ini, sering kita dapati orangtu yang tak bisa membedakan mana pendidikan utama dan mana pendidikan yang sampingan. Umumnya orangtua terkecekoh dengan angka-angka, nilai akademik dan janji-janji artificial. Banyak orangtua mengantarkan anaknya les Inggris, matematika dengan harapan IQ nya cemerlang dan indeks prestasinya terdongkrak. Beberapa orangtua lain; mengikutkan anak-anak mereka ikut les balet, piano, dll sementara di sisi lain mereka lupa pendidikan tauhid. Bagaimana anak-anaknya mengenal sang Pencipta, Allah Azza Wa Jalla. Bagaimana agar anaknya kelak memiliki rasa malu, menjaga aurat, membatasi lawan jenis dll. Yang terjadi justru kebanyakan orantua bangga anak-anak putri mereka dijemput pacarnya. Seolah jika anak mereka tak punya pacar, mereka khawatir anak perempuannya tidak laku.
Apakah semua kursus-kursus itu dilarang? Tentusaja tidak. Harusnya mana yang lebih diutamakan, tauhid mereka atau sekedar keahlian mereka yang bisa diajarkan beberapa minggu saja.
Padahal, jauh-jauh hari, Allah memperingatkan para orangtua agar menjaga anak-anak mereka. Sebab dari merekalah kita bisa akan ikut terseret ke neraka janannam.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat malaikat yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.At-Tahrim:6)
Imam Al Ghazali mengatakan, pendidikan utama bagi anak-anak adalah pendidikan agama. Karena di situlah pondasi utama bagi pendidikan keluarga. Pendidikan agama ini meliputi pendidikan aqidah, mengenalkan hukum halal-haram memerintahkan anak beribadah (shalat) sejak umur tujuh tahun, mendidik anak untuk mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, orang-orang yang shalih dan mengajar anak membaca al-Qur’an.
“Hendaklah anak kecil diajari al-Qur’an hadits dan sejarah orang-orang shalih kemudian hukum Islam,” ujar Al-Ghazali. Baru setelah itu diajarkan pada mereka pengetahuan umum.
Yang terjadi banyak orantua lebih sedih anaknya tak bisa matematik, Inggris atau IPA namun mereka tenang-tenang saja ketika anaknya tak mengerti adab, hukum Islam. Bahkan banyak orangtua tidak sedih ketika anak-anak perempuan mereka pergi –bahkan sampai pulang malam—dengan teman-teman prianya. Padahal dari situlah kehancuran masa depan anak-anak perempuan mereka bermula.
Rahasia Anak Perempuan
Begitu pentingnya Islam memperhatikan anak-anak perempuan, jauh-jauh hari, Rasulullah dan Al-Quran memperingatkan pada para orangtua.
Padahal, dahulu di zaman jahiliyah, masyarakat lebih mencintai anak laki-laki dan mendahulukannya daripada anak perempuan. Bahkan di antara mereka ada yang membenci dan menjauhi istrinya karena melahirkan anak perempuan, bukan anak laki-laki. Namun ketika datangnya Islam dengan sinarnya yang cemerlang bagai matahari yang menyinari seluruh peloksok negeri dan semua penghuninya. Islam menyeru dengan lantang dengan keutamaan mendidik anak perempuan. Islam menawarkan banyak kebaikan dan pahala yang besar atas mendidik anak perempuan bagi orang tua yang melaksanakan tugas mulia ini.
Sebenarnya, mendidik anak perempuan itu akan menjadi penghalang dari api neraka. Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa ia berkata: “Ada seorang wanita masuk besama dua anak perempuannya seraya meminta diberi sesuatu. Akan tetapi aku tidak mendapatkan sesuatu untuk diberikan kecuali sebutir buah kurma. Aku berikan sebutir buah kurma tersebut kepadanya. Kemudian si ibu itu membaginya kepada kedua anaknya. Sementara ia sendiri tidak makan. Kemudian mereka keluar dan pergi. Ketika Nabi saw. datang dan masuk kepada kami, aku beritahukan kisah ini kepadanya. Kemudian beliau berkata:
“Barangsiapa yang diuji dengan mendapatkan anak peremuaan kemudian ia berbuat baik kepada mereka (dengan mendidiknya) maka anak perempuan itu akan menjadi penghalang baginya dari sentuhan api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mendidik anak perempuan juga dapat mengantarkan masuk ke surga. Diriwayatkan oleh Aisyah ra. ia berkata: “Aku kedatangan seorang ibu miskin yang membawa kedua anak perempuannya. Aku berikan kepadanya tiga butir buah kurma.
Kemudian ia memberikan masing-masing dari kedua anaknya satu butir kurma dan yang satu butir lagi ia ambil untuk dimakan sendiri. Akan tetapi, ketika ia akan memakannya, kedua anaknya itu memintanya. Akhirnya satu butir kurma itu dibelah dua dan diberikan kepada mereka berdua. Kejadian itu mengagumkanku. Maka, aku ceritakan hal itu kepada Nabi saw. Dengan demikian beliau bersabda:
“Allah saw. mengharuskan ibu itu masuk surga atau membebaskannya dari neraka disebabkan kasih sayangnya terhadap anak perempuannya.” (HR. Muslim)
Selain itu, mendidik anak perempuan dapat mengangkat derajat. Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa ia berkata: Rasulullah saw. telah bersabda:
“Barangsiapa mengurus dan mendidik dua anak perempuan hingga mereka dewasa maka ia datang di hari kiamat bersamaku.” Beliau merapatkan jari-jemarinya. (HR. Muslim)
Rasulullah saw. menerangkan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang ingin masuk surga, yaitu dengan berbuat ihsan terhadap anak perempuan dengan rincian sebagai berikut:
Pertama, Merawatnya hidup dan tidak menguburkannya hidup-hidup seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah.
Kedua, Memuliakan, memelihara dengan baik dan memperlakukannya dengan penuh kasih sayang, kebanggaan dan penghormatan tanpa merendahkan ataupun menghinakan
Ketiga, Tidak mengutamakan anak laki-laki ketimbang anak perempuan dalam memperlakukan mereka
Barangsiapa yang dapat merealisasikan tiga syarat di atas maka ia sangat patut untuk mendapatkan pahala tersebut di atas yaitu masuk surga.
Mendidik anak perempuan dan mentarbiyahnya akan menjadi tabir dan penghalang dari api neraka. Diriwayatkan dari Uqbah bin Nafie ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,
“Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan kemudian ia sabar atas (merawat dan mendidik) mereka serta ia memberi makan dan minum mereka dari apa-apa yang ia dapatkan maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang baginya dari api neraka di hari kiamat.” (HR. Ahmad)
“Barangsiapa yang menanggung dua atau tiga anak perempuan; dua atau tiga saudara perempuan hingga mereka meninggal dunia atau ia lebih dahulu meninggal dunia maka aku dan dia seperti dua ini.” (Shahih al Jami’)
Semoga kita bisa menjadi orangtua yang bisa menjaga anak-anak perempuan kita menjadi benar. Sebab, sesungguhnya merekalah yang bisa mengantarkan kita ke surga.*
Bunda Mulia. Penulis ibu rumahtangga tinggal di Surabaya (dimuat di hidayatullah.com)

Kaum Perempuan di Simpang Zaman

Di balik setiap perkembangan zaman, ada peran wanita. Di balik seorang laki-laki hebatm ada peran wanita yang hebat. Begitulah wanita yang mampu mengoncang dunia dengan tangannya tanpa melupakan kodratnya.
Ibnu Taimiyah berkata, “Kebahagiaan dan kesejahteraan wanita dalam agama dan dunianya adalah hemat, sederhana dan seimbang.”
Sebagaimana para tokoh wanita masa lalu yang jasadnya telah dimakan zaman namun namanya tetap mengabadi di lembaran sejarah. Di negri inim 21 April diperingati sebagai hari Kartini yang identik dengan perjuangan wanita yang dinisbatkan pada sosok bernama “Kartini”, berupa perjuangan di bidang pendidikan atau yang paling terkenal adalah perjuangan berupa kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan yang sudah jauh lebih awal diajarkan Islam.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan salat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana,” (Qs.At-Taubah:71).
Terlepas dari sosoknya yang kontroversial dalam sejarah, begitulah Kartini yang dikenal dalam rangka menggugah para wanita zaman ini untuk mampu berbuat lebih, tak hanya terkukung oleh doktrin turun-temurun leluhur bahwa “wanita tidak usah sekolah tinggi-tinggilah, baliknya ke dapur lagi”, namun saya ikut berduka saat pemahaman tentang perjuangan hak wanita ini mulai keluar batas aturan, karena terlalu silau dengan budaya Barat.
Padahal, ada banyak fakta dan data yang seharusnya diperhatikan oleh mereka yang terbuai dengan Barat. Di Eropa dan Amerika pada setiap 15 detik terjadi kekerasan atas wanita. Belum lagi jika ditambah dengan kasus perkosaan setiap harinya. Sehingga Amerika tercatat sebagai negara tertinggi dalam hal kekerasan terhadap wanita. Menurut catatan UNICEF, 30% kekerasan pada wanita terjadi di Amerika dan 20% di Inggris. Maka kebebasan apakah ini ???
Kenyataanya, di Indonesia kini terjadi distorsi nilai budaya dan agama, yang berdampak pada moral bangsa. Inilah euforia yang disenandungkan oleh para penyuguh paham liberalisme tentang kebebasan berekspresi. Dengan dalih kebebasan itu, kita hari ini melihat fenomena banyaknya sajian TV yang memunculkan para wanita yang berpakaian tapi telanjang di setiap sinetron bahkan iklan yang sedikit pun tidak ada kaitannya dengan wanita.
Di sisi lain masyarakat awam pun terbentuk persepsinya bahwa wanita yang maju dan berpendidikan, yang memiliki penampilan dan gaya hidup yang hedonis, hal ini diakibatkan karena hari ini tingkat pendidikan perempuan masih rendah, padahal perempuan merupakan setengah dari masyarakat dan pembinaannya dalam mengokohkan tiang negara ini haruslah diperhatikan.
Kesempatan memperoleh pendidikan bagi anak-anak, laki-laki maupun anak perempuan masih sangat rendah. Jika di jaman Kartini, sebagai keluarga ningrat ia hanya berkesempatan bersekolah selama enam (6) tahun, hingga usia 12 tahun, kini rata-rata lama sekolah anak Indonesia adalah 7,7 tahun (angka rata-rata nasional ). Rata-rata lama sekolah anak perempuan lebih pendek (7,3 tahun) dibandingkan rata-rata lama sekolah anak laki-laki (8,2 tahun).
Di beberapa propinsi, lama anak sekolah jauh lebih rendah dari angka rata-rata nasional, seperti Nusa Tenggara Timur (6,6 th), Kalimantan Barat (6,6 th), Sulawesi selatan (7,4 th), Gorontalo (7,2 th) dan Papua (6,4 th).
Data ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia di Indonesia umumnya hanya berkesempatan mengenyam pendidikan tingkat SLTP (sekolah Lanjutan Pertama) untuk laki-laki dan perempuan hanya tamat Sekolah Dasar (SD).
Pada gilirannya, tingkat pendidikan yang rendah tersebut akan berdampak pada terbatasnya pilihan-pilihan untuk melakukan berbagai upaya pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya serta hak sipil dan politik. Upaya mewujudkan keterwakilan perempuan di lembaga pengambilan keputusan sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh pengambil keputusan, besar kemungkinan akan terus mengalami rintangan karena rendahnya tingkat pendidikan perempuan. Bahkan dalam realitanya, rendahnya tingkat pendidikan perempuan mengakibatkan yang bersangkutan menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia, terjebak dalam relasi kerja yang eksploitatif dan predatory.
Memang, tingkat pendidikan salah satu indikator yang mampu menjadi efek bagi faktor yang sosial lain, namun yang terpenting bukan hanya pada pendidikan formal saja, tetapi pendidikan moral dan agama ini sangat penting untuk ditingkatkan terlebih perempuan adalah madarasatul’ula,yang tak hanya mampu menjadi seorang “Kartini” namun dapat menjadi Aisyah yang menjadi rujukan para ulama besar sebagaimana pernyaataan Nabi Saw. “Ambillah setengah pengetahuan agama kalian dari Al-Humairah (Aisyah)”, hingga akan lahir para wanita yang cerdas, berpendidikan, dan berakhlakul karimah.
Penulis : Najwa Raisa
Dari Eramuslim.com

Muslimah Sejati

Aktivis Muslimah Harapan Rasulullah Saw

Menjadi wanita memang menyenangkan, apalagi wanita “Muslimah”, sebab muslimah berarti wanita yang telah diseleksi oleh Allah untuk menerima hidayah-Nya dan menjalankan kehidupan sesuai dengan sunnah Rasul-Nya. Rasulullah sebagai manusia pilihan Allah, sangat peduli terhadap muslimah.
Baginda Rasulullah sangat menyayangi muslimah sehingga beliau berpesan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, “Tidaklah seorang muslim yang mempunyai anak dua orang perempuan kemudian ia berbuat baik dalam berhubungan dengan keduanya akan bisa memasukannya ke dalam surga.”
Di masa baginda hidup kaum wanita merasakan angin segar dalam kehidupannya, setelah sebelumnya pada masa jahiliyah hidup teraniaya, tidak mendapatkan hak yang semestinya. Kehidupan wanita muslimah saat itu boleh dikata beruntung dibandingkan dengan wanita sekarang pada umumnya. Kerana muslimah relatif hidup dalam komuniti masyarakat yang memahami nilai Islam secara baik. Hidup mereka betul-betul tersanjung, kerana mereka merasakan hidup sesuai fitrahnya.
Berbeda dengan situasi sekarang, ketika banyak wanita menuntut persamaan hak dan derajat. Boleh dikatakan kehidupan wanita sekarang berada ditengah komuniti masyarakat yang tidak memahami nilai-nilai Islam. Ini menyebabkan keserabutan dalam hidup mereka. Sudah tentu wanita muslimah harus berupaya menghilangkan dugaan tersebut. Caranya adalah dengan mulai mengaktifkan dirinya dalam pelaksanaan nilai-nilai Islam serta berupaya mengajak wanita lain untuk beramal Islami.
Ustadz Faisal Maulawi, seorang Mufti Lebanon, menyatakan, “Saatnya sekarang keadaan ummat sedang dalam keadaan bahaya, para wanita muslimah yang solehah terjun untuk terlibat aktif dalam membentengi dan memperbaiki ummat.”
Untuk menjadi muslimah yang disayang oleh Rasulullah SAW hendaknya diperhatikan empat hal berikut:

1. Faqihah Lidiiniha

Seorang Muslimah hendaklah faqih (paham) terhadap din (agamanya). Selayaknya ia dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dalam arti tajwid dan makhraj hurufnya. Kemudian dapat membaca hadits dan selalu pula menjadi bacaan hariannya, karena dengan itu ia memahami keinginan Rasulnya untuk kemudian berusaha menyesuaikan kehidupannya sesuai dengan cara hidup Rasulullah SAW.
Ia juga harus berusaha memperkaya diri dan wawasannya melalui belajar kepada seorang guru yang jujur dalam menyampaikan ilmunya, dan berusaha banyak membaca buku agama lainnya seperti tentang aqidah, akhlaq, fiqh, sirah, fiqh da’wah, Tarikoh Islam, sejarah dunia dan ilmu kontemporari lainnya. Contoh Mmuslimah yang menguasai ilmu-ilmu ini adalah Aisyah RA.
2. Najihah fi Tarbiyyati Auladiha
Seorang aktivis muslimah yang telah berkeluarga hendaklah berupaya dalam mendidik anaknya, bahkan bagi seorang aktivis yang belum berkeluarga pun seharusnya mempelajari bagaimana cara mendidik anak dalam Islam, karena ilmu tersebut fardhu ‘ain, sehingga mempelajarinya sama dengan mempelajari wudhu, sholat, puasa, dan sebagainya. Sehingga ia tau betul cara mendidik anak dalam Islam yang nantinya anak-anak tersebut akan ia persembahkan untuk kejayaan Islam dan kaum muslimin. Insya Allah kelak ia akan menjadi Ibu yang sukses seperti Hajar dan Khadijah ra.

3. Muayyidah fi Da’wati Zaujiha

Sebagai aktivis amal Islami, kepedulian kita bukan hanya kepada masalah luaran, mengupayakan pelaksanaan amal Islam terhadap orang lain, akan tetapi kepedulian terhadap aktiviti keluarga harus lebih diutamakan, misalnya memberikan motivasi amal Islami kepada anak, pembantu, juga suami. Ia menjadi muslimah yang senantiasa menjadi motivator kebaikan suaminya, seperti Ummu Sulaim yang menikah dengan Abu Tholhah dengan mahar syahadat. Namun ketika Abu Tholhah wafat Rasulullah mensholatkannya sampai sembilan kali takbir, menunjukkan sayangnya Rasulullah kepada beliau karena tidak pernah berhenti dalam beramal dan berjihad bersama Rasul. Hal ini ia lakukan karena selalu mendapat motivasi dari Ummu Sulaim, istrinya.

4. Naafi’ah Fi Tagyiiri Biiatiha

Ia selalu peduli terhadap lingkungannya, selalu membuka mata dan telinga untuk mengetahui keadaan sekelilingnya, selalu mengupayakan lingkungannya menjadi lebih baik. Contohnya Ummu Syuraik yang selalu mengelilingi pasar bila saat sholat tiba untuk mengingatkan penghuni pasar agar segera melaksanakan sholat dengan kalimatnya yang terkenal ‘Assholah, Assholah!!!’
Pesanan Rasulullah SAW Terhadap Wanita
1)      Dunia ini ialah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah. (Riwayat Muslim).
2)      Mana-mana perempuan yang memakai bau-bauan kemudian ia keluar melintasi kaum lelaki ajnabi, agar mereka mencium bau harumnya maka ia adalah perempuan zina,dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah zina. (Riwayat Ahmad, Thabarani dan Hakim)
3)      Dikahwini wanita itu kerana empat perkara: kerana hartanya, kerana keturunannya, kerana kecantikannya dan kerana agamanya, maka carilah yang kuat beragama nescaya kamu beruntung.
4)      Wanita apabila ia sembahyang lima waktu, puasa sebulan Ramadhan, memelihara kehormatan serta taat pada suami, maka masuklah mana-mana pintu syurga yang ia kehendaki. (Riwayat dari Ahmad Ibnu Hibban, Thabarani, Anas bin Malik).
5)      Perempuan yang melabuhkan pakaian dalam keadaaan berhias bukan untuk suaminya dan muhrimnya adalah seumpama gelap gelita di hari kiamat, tiada nur baginya. (Riwayat Tarmizi).
6)      Apabila lari seorang wanita dari rumah suaminya, tidak diterima sembahyangnya, sehingga ia kembali dan menghulurkan tangan kepada suaminya (meminta maaf). (Riwayat dari Hassan).
7)      Wanita yang taat pada suami, semua burung-burung di udara, ikan diair, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristigfar baginya selama ia masih taat pada suaminya dan diredainya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).
8)      Dari Muadz bin Jabal bersabda Rasululllah SAW: Mana-mana wanita yang berdiri di atas kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api, maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.
9)      Tiap-tiap wanita yang menolong suaminya di dalam urusan agama, maka Allah memasukkanya dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (sepuluh ribu tahun) kerana dia memuliakan suaminya di dunia maka mendapat pakaian dan bau-bauan syurga untuk turun ke mahligai suaminya dan menghadapnya.
10)  Ya Fatimah, jika seorang wanita meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya dan memotong kumisnya dan mengerat kukunya, diberi minum Allah akan dia sungai syurga, diiringi Allah baginya sakaratul maut dan akan didapati kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga serta dicatatkan Allah baginya kelepasan dari neraka dan selamatlah ia melintasi titian Siratul-mustaqim.
11)  Mana-mana wanita yang berkata kepada suaminya “tidak pernah aku dapat dari engkau satu kebajikan pun”. Maka Allah akan hapuskan amalannya selama 70 tahun, walaupun ia berpuasa siang hari dan beribadah pada malamnya.
12)  Apabila wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari seribu kebajikan dan menghapus baginya seribu kejahatan.
13)  Apabila wanita mulai sakit untuk bersalin, Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah (perang sabil).
14)  Apabila wanita melahirkan anak keluarlah dosa-dosa darinya seperti keadaan ibunya melahirkannya.
Beritahu pada muslimah itu jaga tutur kata;
cakap tinggi nanti dibenci,
terlalu rendah dipijak pula,
cakap sombong mengundang lawan,
hati-hati meluah kata,
kerana pulut santan binasa,
kerana mulut badan binasa. Beritahu pada muslimah itu
jaga tingkah laku;
harga diri letaknya di situ,
jangan meluru ikut telunjuk nafsu,
sesekali tersilap langkah,
akan dihukum selamanya,
keturunan dicerca payah,
Beritahu pada muslimah itu
jaga pakaian;
ia cermin peribadi,
juga lambang bangsa,
di mana dan dalam keadaan macam manapun,
biar orang kenal…Dia orang ISLAM. Beritahu pada muslimah itu
simpan secebis malu;
karena malu itu,
sebahagian dari iman…
Oleh:Nuur
Editor : sar syscom
Inspirasi muslimah.com